Kamis, 23 April 2009

Sebatang Sigaret merah [10]



Suluk Syekh Amongraga

”Syekh Amongraga adalah salah seorang pewaris ajaran Syekh Siti Jenar pada masa Sultan Agung Hanyokusumo (1645). Mengenai rincian kehidupan dan ajaran Syekh Amongraga dapat dibaca di serat Centini”.

Syekh Amongraga mewasiatkan berbagai inti ajaran yang meliputi (Primbon Sabda Sasmaya; hlm. 24):

1. Rahayu ing Budhi (selamat akhlak dan moral).

2. Mencegah dan berlebihnya makanan.

3. Sedikit tidur.

4. Sabar dan tawakal dalam hati.

5. Menerima segala kehendak dan takdir Tuhan.

6. Selalu mensyukuri takdir Tuhan.

7. Mengasihi fakir dan miskin.

8. Menolong orang yang kesusahan.

9. Memberi makan kepada orang yang lapar.

10. Memberi pakaian kepada orang yang telanjang.

11. Memberikan payung kepada orang yang kehujanan.

12. Memberikan tudung kepada orang yang kepanasan.

13. Memberikan minum kepada orang yang haus.

14. Memberikan tongkat penunjuk kepada orang yang buta.

15. Menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat.

16. Menyadarkan orang yang lupa.

17. Membenarkan ilmu dan laku orang yang salah.

18. Mengasihi dan memuliakan tamu.

19. Memberikan maaf kepada kesalahan dan dosa sanak-kandung, saudara, dan semua manusia.

20. Jangan merasa benar, jangan merasa pintar dalam segala hal, jangan merasa memiliki, merasalah bahwa semua itu hanya titipan dari Tuhan yang membuat bumi dan langit, jadi manusia itu hanyalah sudarma (memanfaatkan dengan baik dengan tujuan dan cara yang baik pula) saja. Pakailah budi, syukur, sabar, menerima, dan rela.
Ajaran Syekh Amongraga itu sebenarnya meliputi semua tindakan manusia di dalam menyelami kehidupan di bumi ini, yang disebut Syekh Siti Jenar sebagai alam kematian. Dalam memahami 20 ajaran tersebut, hendaknya jangan terjebak dalam segi kontekstualnya saja, namun hendaknya diselami dengan segenap nalar dan rasa batin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar