Selasa, 31 Maret 2009

RENUNGAN KAJENAR

“DIALOG DENGAN IBLIS LAKNATULLAH”


Dengan asma Allah, Yang Maha Rahman, Yang Maha Rahiim.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam bagi Muhammad SAW, serta salam bagi keluarganya yang suci juga bagi semua sahabat Rasulullah yang mulia. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya tertancap kuat dan cabangnya (menjulang tinggi) ke langit, (QS. 14:24)
Diriwayatkan oleh Muadz bin Jabal r.a. dari Ibn Abbas r.a., ia berkata : ”Kami bersama Rasululah SAW berada di rumah seorang sahabat dari golongan Anshar dalam sebuah jamaah. Tiba-tiba, ada yang memanggil dari luar : “Wahai para penghuni rumah, apakah kalian mengizinkanku masuk, karena kalian membutuhkanku”.
Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat :” Apakah kalian tahu siapa yang menyeru itu?”.
Para sahabat menjawab, ” Tentu Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”.
Rasulullah berkata : “Dia adalah Iblis yang terkutuk, semoga Allah senantiasa melaknat- nya”.
Umar bin Khattab r.a. berkata : ”Ya, Rasulullah, apakah engkau mengijinkanku untuk membunuhnya?”.
Nabi SAW berkata pelan : ”Bersabarlah wahai Umar, apakah engkau tidak tahu bahwa dia termasuk mereka yang tertunda kematiannya sampai waktu yang ditentukan?. Sekarang silakan bukakan pintu untuknya, karena ia sedang diperintahkan Allah SWT. Fahamilah apa yang dia ucapkan dan dengarkan apa yang akan dia sampaikan kepada kalian!”.
Ibnu Abbas berkata : “Maka dibukalah pintu, kemudian Iblis masuk ke tengah-tengah kami. Ternyata dia adalah seorang yang sudah tua bangka dan buta sebelah mata. Dagunya berjanggut sebanyak tujuh helai rambut yang panjangnya seperti rambut kuda, kedua kelopak matanya memanjang, kepalanya seperti kepala gajah yang sangat besar, gigi taringnya memanjang keluar seperti taring babi, kedua bibirnya seperti bibir macan/kerbau. Dia berkata, “Assalamu ‘alaika ya Muhammad, assalamu ‘alaikum ya jamaa’atal-muslimin ”.
Nabi SAW menjawab : ”Assamu lillah ya la’iin!! AKU telah mengetahui, engkau punya keperluan kepada kami. Apa keperluanmu wahai Iblis”.
Iblis berkata :” Wahai Muhammad, aku datang bukan karena keinginanku sendiri, tetapi aku datang karena terpaksa .”
Nabi SAW berkata :” Apa yang membuatmu terpaksa harus datang kesini, wahai terlaknat?”.
Iblis berkata,” Aku didatangi oleh seorang malaikat utusan Tuhan Yang Maha Agung, ia berkata kepada-ku ‘Sesungguhnya Allah SWT menyuruhmu untuk datang kepada Muhammad SAW dalam keadaan hina dan bersahaja. Engkau harus memberitahu kepadanya bagaimana tipu muslihat, godaanmu dan rekayasamu terhadap Bani Adam, bagaimana engkau membujuk dan merayu mereka. Engkau harus menjawab dengan jujur apa saja yang ditanyakan kepa-damu’. Allah SWT bersabda,” Demi kemulia-an dan keagungan-Ku, jika engkau berbohong sekali saja dan tidak berkata benar, niscaya Aku jadikan kamu debu yang dihempas oleh angin dan Aku puaskan musuhmu karena bencana yang menimpamu”. Wahai Muhammad, sekarang aku datang kepadamu sebagaimana aku diperintah. Tanyakanlah kepadaku apa yang kau inginkan. Jika aku tidak memuaskanmu tentang apa yang kamu tanyakan kepadaku, niscaya musuhku akan puas atas musibah yang terjadi padaku. Tiada beban yang lebih berat bagiku daripada leganya musuh-musuhku yang menimpa diriku”.
Rasulullah kemudian mulai bertanya :” Jika kamu jujur, beritahukanlah kepada-ku, siapakah orang yang paling kamu benci ?”.
Iblis menjawab :” Engkau, wahai Muhammad, engkau adalah makhluq Allah yang paling aku benci, dan kemudian orang-orang yang mengikuti agamamu”.
Rasulullah SAW :” Siapa lagi yang kamu benci?”.
Iblis :” Anak muda yang taqwa, yang menyerahkan jiwanya kepada Allah SWT”.
Rasulullah :” Lalu siapa lagi ?”.
Iblis :” Orang Alim dan Wara yang saya tahu, lagi penyabar”.
Rasulullah :” Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :” Orang yang terus menerus menjaga diri dalam keadaan suci dari kotoran”.
Rasulullah :” Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :” Orang miskin yang sabar, yang tidak menceritakan kefakirannya kepada orang lain dan tidak mengadukan keluh-kesahnya “.
Rasulullah :” Bagaimana kamu tahu bahwa ia itu penyabar ?”.
Iblis :” Wahai Muhammad, jika ia mengadukan keluh kesahnya kepada makhluq sesamanya selama tiga hari, Tuhan tidak memasukkan dirinya ke dalam golongan orang-orang yang sabar “.
Rasulullah :” Lalu, siapa lagi ?”.
Iblis :” Orang kaya yang bersyukur “.
Rasulullah bertanya :” Bagaimana kamu tahu bahwa ia bersyukur ?”.
Iblis :” Jika aku melihatnya meng-ambil dari dan meletakkannya pada tempat yang halal”.
Rassulullah :”Bagaimana keadaanmu jika umatku mengerjakan shalat ?”.
Iblis :”Aku merasa panas dan gemetar”.
Rasulullah :”Kenapa, wahai terlaknat?”.
Iblis :” Sesungguhnya, jika seorang hamba bersujud kepada Allah sekali sujud saja, maka Allah mengangkat derajatnya satu tingkat”.
Rassulullah :”Jika mereka shaum ?”.
Iblis : ” Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa”.
Rasulullah :” Jika mereka menunaikan haji ?”.
Iblis :” Saya menjadi gila”.
Rasulullah :”Jika mereka membaca Al Qur’an ?’.
Iblis :’ Aku meleleh seperti timah meleleh di atas api”.
Rasulullah :” Jika mereka berzakat ?”.
Iblis :” Seakan-akan orang yang berzakat itu mengambil gergaji / kapak dan memotongku menjadi dua”.
Rasulullah :” Mengapa begitu, wahai Abu Murrah ?”.
Iblis :” Sesungguhnya ada empat manfaat dalam zakat itu. Pertama, Tuhan menurunkan berkah atas hartanya. Kedua, menjadikan orang yang bezakat disenangi makhluq-Nya yang lain. Ketiga, menjadikan zakatnya sebagai penghalang antara dirinya dengan api neraka. Ke-empat, dengan zakat, Tuhan mencegah bencana dan malapetaka agar tidak menimpanya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Abu Bakar?”.
Iblis :” Wahai Muhammad, pada zaman jahiliyah, dia tidak taat kepadaku, bagaimana mungkin dia akan mentaatiku pada masa Islam”.
Rasulullah :” Apa pendapatmu tentang Umar ?”.
Iblis :” Demi Tuhan, tiada aku ketemu dengannya kecuali aku lari darinya”.
Rasulullah :”Apa pendapatmu tentang Utsman ?”.
Iblis :” Aku malu dengan orang yang para malaikat saja malu kepadanya”.

Naskah ini disarikan dari Kitab Sajaratul Kaun wa Hikayah Iblis oleh Muhyiddin Ibnu Arabi : Darul ‘Ilmi al-Munawar asy-Syamsiyah, Madinah. Hikayah Iblis.

Hadrah Kemuning



Qasidah Ya Allahu Biha

Hadrah Sunan Boyo

Hadrah Sunan Boyo ini diwakafkan oleh Ismu Pagu Al Daly,SS kepada Al Hafidz Mohammad Sunardi "boyo" Bin Mohammad Ja'far untuk memeriahkan setiap pelaksanaan acara Majlis Maulid Barzanji Majlis Silaturahim Nurul Fattahillah Mudzakarah KH. Abdul Fattah & Halaqah-15 Ismi Sakrullah Rawa Gedhe di Kampung Pulo, serta kegiatan muhibah keluar wilayah Tambun Selatan. Apapun bunyinya..? yang penting semangat juangnya, ya gak?



suasana ngegedik hadroh di Tajug Ahmar Rawa Gedhe



suasana ngegebukin hadrah di Tajug Ahmar Rawa Gedhe



Suasana ngenabokin hadrah di Tajug Ahmar Rawa Gedhe



Suasana ngabembengin hadrah di Tajug Ahmar Rawa Gedhe



suasana yang tak bisa terulang lagi bersama Boyo



suasana penuh canda ceria bersama Boyo



suasana penuh kenangan bersama Boyo



Alm. Sunan Boyo latihan Hadrah di Tajug Ahmar Rawa Gedhe [1]



Latihan Hadrah Sunan Boyo di Tajug Ahmar Rawa Gedhe [2]



1] Susunan Majlis Hadrah Sunan Boyo yang ke-1 [medium 2008], antara lain :
1> Sulis Nazhom
= Ustadz Moh. Abdullah
2> Nganaki 1
= Ustadz Moh. Dadang Sudrajat
3> Nganaki 2
= Al Hafidz Moh. Edi Yakub
4> Nikahi 1
= Amirul 1 Moh. Ogy Syahrian
5> Nikahi 2
= Al Hafidz Moh. Nope Fadhillah
6> Bass
= Al Hafidz Moh. Sunardi Boyo

2] Susunan Majlis Hadrah Sunan Boyo yang ke-2 [akhir 2008], antara lain :
1> Sulis Nazhom
= Ustadz Moh. Zainal Abidin
2> Nganaki 1
= Ustadz Moh. Dadang Sudrajat
3> Nganaki 2
= Al Hafidz Moh. Edi Yakub
4> Nikahi 1
= Al Hafidz Moh. Jauhari
5> Nikahi 2
= Al Hafidz Moh. Suganda
6> Bass
= Amirul-2 Moh. Nope Fadhillah

3] Susunan Majlis Hadrah Sunan Boyo yang ke-3 [formasi 2009], antara lain :
1> a. Sulis Qasidah
= Ustadz Moh. Zainal Abidin
b. Nazhom
= Amirul-3 Moh. Munggahni Awin
c. Nazhom
= Ustadz Moh. Syamsul Bahri
2> Nganaki 1
= Ustadz Moh. Dadang Sudrajat
3> Nganaki 2
= Al Hafidz Moh. Edi Yakub
4> Nikahi 1
= Al Hafidz Moh. Jauhari
5> Nikahi 2
= Al Hafidz Moh. Suganda
6> Bass
= Amirul-2 Moh. Nope Fadhillah

Mampukah Hadrah Sunan Boyo itu menggetarkan lebih jauh lagi wilayah silaturahim muhibah Halaqah-15 Rawa Gedhe? Getarkanlah hati nurani siapapun mereka yang belum suka rela mencinta Kanjeng Rasulullah..!! Bersholawatlah dan Bernazhomlah slalu..

Selama Hadroh Sunan Boyo dimainkan, selama itu pula semangat juang bang Boyo beserta nada-nada selaras yang dimainkan oleh siapapun para penabuh Hadroh Sunan Boyo, agar Almarhum Moh. Sunardi Boyo Bin Moh. Ja'far pun bangga dengan kalian, Sobat majlis Hadroh Sunan Boyo. Betapa kalian sudah dimudahkan oleh Gusti Allahu Azza Wa Jalla, maka janganlah setengah hati dalam menghidupkan setiap Nazhom Sholawat didalamnya, ok? Min Sughra ilaa kubraa..!! Buktikan Hadrah Sunan Boyo itu tidak sia-sia, kawan.

15 Oktober 2008 - 15 Oktober 2009 bernazhom bathin bersama bang Boyo...

IN MEMORIAM ALMARHUM SAHABAT TERBAIK HALAQAH-15


1. In halaqah-15 Memoriam bersama Sunan Boyo, Sohib Sejati yang ingin merubah Kampung Pulo menjadi kampung santri


1. In sweet memoriam with our best brother Sunan Boyo


2. Kenangan indah bersama Sunan Boyo Kampung Jalen



3. Almarhum Moh. Sunardi Boyo merupakan Amirul Halaqah-15 Askarul Fattah Halaqah-15 Ismi sakrullah Rawa Gedhe Tambun Selatan



4. Almarhum Al hafidz Mohammad Sunardi Boyo Bin Mohammad Ja'far


“HALAQAH~15 ISMI SAKRULLAH”

5. Almarhum Boyo bersama majlis Ziarah Kubra Halaqah-15 Ismi Sakrullah Rawa Gedhe

Mudzakarah KH. Abdul Fattah Bin H. Moh. Mawar
Majlis Silaturahim Nurul Fattahillah Rawa Gedhe
Kampung Pulo Sumber Jaya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat

Almarhum Al Hafidz Al Mukhlis As Shiddiq
Mohammad Sunardi “Boyo” Bin Mohammad Ja’far
[Lahir di Kampung Pulo, Usia 25 Tahun]
Wafat Syahid pada Hari Kamis, 18 Desember 2008
Pukul 01.30 WIB Dini hari
di Kampung Pulo, Sumber Jaya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat

MOHON IKHLAS MAAF LAHIR & BATHIN ATAS SEGALA KHILAFIYYAH SERTA MOHON IKHLAS DOA HUSNUL KHATIMAH UNTUK ALMARHUM

IN HALAQAH MEMORIAM :

“ALM. AL HAFIDZ MOH. SUNARDI “BOYO” JA’FAR”
SEORANG SANTRI KH. ABDUL FATTAH BIN H. MOH. MAWAR
YANG BERCITA-CITA MEMBANGUN KAMPUNG PULO MENJADI KAMPUNG SANTRI

“SELAMAT JALAN, SAHABAT TERCINTA..”
LILLAH BILLAH BI HUSNUL KHATIMAH, INSYA ALLAH..

AL HAFIDZIL MANZILAH KAMPUNG PULO
AL MUKHLIS SOHIBUL MAJLIS NURUL FATTAHILLAH
AS SHIDDIQ MUKAROBATUL HALAQAH-15 RAWA GEDHE
MUSYAHIDDIN BILLAH

ALMARHUM
“ MOH. SUNARDI ‘BOYO’ BIN MOH. JA’FAR “

SAHABAT SEJATI KAMI..
SAUDARA TERCINTA KAMI..

PEJUANG MUDA YANG BERCITA-CITA SUCI MULIA
DAN SUKA RELA BERJUANG TANPA PAMRIH MEMBANGUN KAMPUNG PULO, SUMBER JAYA,
TAMBUN SELATAN, BEKASI, JAWA BARAT
MENJADI
KAMPUNG SANTRI KH. ABDUL FATTAH..

SEMOGA ALLAHU AZZA WA JALLA
MEMBERIKAN LIMPAHAN MAGHFIROH-NYA
DAN DERAJAT IZZATUL MUSYAHID ATAS AMALNYA
DENGAN AKHIR HUSNUL KHATIMAH
BERSAMA SIDHRAT RASULULLAH

INSYA ALLAH, KAMILAH SAUDARAMU PENERUS PERJUANGANMU..!!!
SAUDARA & SAHABAT SEJATI TERCINTA
MOH. SUNARDI ‘BOYO’ BIN MOH. JA’FAR

WAFAT SATU BANGKIT SERIBU BERSAMAMU HINGGA AKHIR ZAMAN
JEJAK LANGKAH ADALAH SEJARAH BARU KAMPUNG PULO, BOYO..


Inilah Lambang Perjuangan Halaqah-15 Ismi Sakrullah Rawa Gedhe Indonesia
Mudzakarah Lembah Menoreh, 15 Muharram 1515 s/d Mudzakarah Rawa gedhe, 15 Muharram 2009

MUDZAKARAH HALAQAH-15

Sejarah & Risalah Halaqah darima masa ke masa:

I. Halaqah Masa 1400 M :

(1)Halaqah Waliyul Tsani Al Jawi :

1.Kapankah dimulainya sejarah masa awal syiar Islam di nusantara?
2.Siapa dan darimanakah asal para mubaligh itu berasal?
3.Jaringan syiar dan alur perjalanannya?
4.Peradaban yang berdaulat di nusantara pada masa itu?
5.Sistem dan metode syiar yang di apliklasikan?
6.Berbagai peristiwa monumental yang terjadi di masa itu?
7.Karya dan tradisi yang ditinggalkan?
8.Situs-situs bersejarah yang terkait dengan para tokoh ulama?
9.Jaringan kearifan lokal yang beradabtasi dengan budaya timur tengah?
10.Jaringan kearifan lokal yang berseberangan dengan faham tokoh ulama?
11.Akulturasi ras, budaya, agama dan faham spiritualism?
12.Potret Islam secara organisasi dan kenegaraan?
13.Peta jaringan ulama masa wali songo dan masa kini?
14.Sejarah sebagai Harta Karun Peradaban Bangsa...

(2)Halaqah Musyarif Al Islamiyyah :

1.Latar belakang kesejarahan?
2.Jaringan ulama Timur Tengah di nusantara?
3.Jaringan ulama Gujarat Hindhustand di nusantara?
4.Jaringan ulama Daratan China di nusantara?
5.Jaringan ulama Asia Tenggara di nusantara?
6.Hubungan diplomatik geo strategi politik kerajaan-kerajaan Islam Jawa?
7.Hubungan diplomatik geo strategi tekonomi kerajaan-kerajaan Islam Jawa?
8.Jaringan intelektual Islam dunia di nusantara?

(3)Halaqah Masyaikh Awwaluddin :

1.Hubungan jaringan ulama sufisme Timur Tengah dengan Wali Songo?
2.Akulturasi budaya dan faham spiritual yang terbentuk?
3.Jaringan ulama dan faham Tarekat yang mewarnai khazanah sejarah dan budaya Islam nusantara?
4.Jaringan komunitas Tarekat tradisional di Jawa?
5.Pengaruh Tarekat spiritual dalam sejarah politik tanah Jawa?
6.Tarekat dan Faham Sufisme yang bertahan di Jawa?

(3)Halaqah Masa 1500 M :

1)Proses terbentuknya Halaqah Wali Songo dari Halaqah Sunan Ampel Denta?
2)Sejarah singkat Halaqah Sunan Giri
3)Sejarah singkat Halaqah Sunan Bonang
4)Sejarah singkat Halaqah Sunan Kali Jaga
5)Sejarah singkat Halaqah Sunan Gunung Jati
6)Sejarah singkat Halaqah Syaikh Lemah Abang
7)Proses terbentuknya Halaqah Santri Wali Songo

(4)Halaqah Masa 1600 M :

1)Halaqah Jaka Tingkir dan strategi politik Kasulthanan Demak Bintoro
2)Halaqah Ki Ageng Pemanahan dan strategi politik Mataram Islam
3)Halaqah Panembahan Senopati dan ekspansi politik Mataram Islam

(5)Halaqah Masa 1700 M :

1)Halaqah Sulthan Agung
2)Halaqah Laskar Mataram
3)Halaqah Laskar Menoreh

(6)Halaqah Masa 1800 M :

1)Pangeran Diponegoro
2)Pangeran Menoreh
3)Panembahan Arga Sewu
4)Ki Ageng Bekel Kentheng
5)Kyai Bekel Kentheng

(7)Halaqah Masa 1900 M :

1)Muqaddam Halaqah-01
KRT. Brigjen TNI Ahmad Hasan Midaryo
Kalasan, Candi Sari, Sleman, Jogja

2)Musyarif Halaqah-07
KGPM. Moch. Iskandar Hery Mulyadiningrat, SKom
Gedong Kuning, Banguntapan, Bantul, Jogja

3)Musyarif Halaqah-08
RM. H. Mohammad May Suhendro, SE
Kampung Sawah, Tanjung Karang, Bandar Lampung

4)Musyarif Halaqah-11
KGPM. Moh. Hartaya Giri Prapen-XI
Bojong Gedhe, Bogor

5)Musyarif Halaqah-15
Ismu Pagu Al Daly, SS
Kemuning Jati Pasar Minggu, Batawi Kidul
Rawa Gedhe, Sumber Jaya, Tambun Kidul, Bekasi

(8)Halaqah Masa 2000 M :

1) Musyarif Halaqah-13
Ustadz RM. Moh. Hery Adji Antoro, SE
Bukit Tinggi, Padang, Sumatera Barat

2)Musyarif Halaqah-12
KH. Taufik Moh. Syah, SSos
Bambu Kuning, Bojong Gedhe, Bogor

3)Musyarif Halaqah-14
Habib Ma'mun Sulayman Ar Ridwan
Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan

4)Musyarif Halaqah-09
Gus Drs. H. Achmad Zainul Millal Bizawie, MSi
Cibinong, Bogor, Jawa Barat

4)Musyarif Halaqah-10
RM. Kusumo Broto Widjoyo
Pal Sigunung, Klapa Dua, Jakarta Timur

II.Regenerasi Kepemimpinan Halaqah-15 :

1)Raden Mas Siswoyo Sura Prabawa
[Masa Kepemimpinan di Majapahit 1432 – 1468]

2)Raden Mas Alit Angka Wijaya Brawijaya V
[Majapahit ,1468 – Daha, 1478]] .

3) Raden Mas Bondan Kejawan
[Majapahit, 1478 – Grobogan, 1485]]

4)Raden Mas Depok Getas Pendowo
[Majapahit, 1485 – Tarub, 1507]

5)Ki Ageng Selo @ Raden Mas Bagus Sunggam
[Selo Grobogan, 1507 – Grobogan, 1551]

6)Ki Ageng Ngenis
[Selo 1551 – Grobogan, 1558]

7)Ki Ageng Pemanahan
[Mataram, 1558 - Kuta Gedhe, 1585]

8)Raden Mas Suto Wijoyo @ Panembahan Senapati @ Sunan Seda Kajenar
[Mataram 1540 – Kajenar, 1601]

9)Raden Mas Jolang @ Sultan Hadi Seda Krapyak
[Mataram 1550 - Krapyak 1613]

10)Raden mas Rangsang @ Sultan Agung Hanyakrakusuma
[Mataram 1565 - 1645]

11)Amangkurat IV
[Mataram, 1719 - 1755]

12)Raden Mas Sujono Sukawati HB-I
[Yogyakarta, 1755 - 1792]

13)Sulthan Sepuh HB-II
[Yogyakarta, 1792 - 1810]

14)Sri Sulthan HB-III
[Yogyakarta, 1810 - 1812]

15)KGPM. Anta Wirya Diponegoro
[Tegal Rejo, 11 November 1785 – Makasar, 8 Januari 1855].

16)KGPM. Anta Kusuma @ Bagus Singlon
[Madiun, 1820 – Adikarta, 1997]

17)KGPM. Bagus Prawiro
[Wukir Sewu, 1887 – Prambanan, 1890]

18)KGPM. Prawiro Jaya
[Paku Alaman, 1890 - Imogiri, 1900]

19)Kyai Mohammad Prawiro Sentono
[Wukir Sewu, 1900 – Prambanan, 1921]

20)KRT. Ahmad Hasan Midaryo
[Wukir Sewu, 1921 – Prambanan, 1991]

21)KGPM. Moch. Iskandar Heri Mulyadiningrat, SKom
[Yogyakarta, 1991 – Gedong Kuning, 1994]

22)Ismu Pagu Al Daly, SS
[Lembah Menoreh, 1994 - 2009]


III. Strategi & Kharakteristik :

1)Halaqah-8
2)Halaqah-9
3)Halaqah-10
4)Halaqah-11
5)Halaqah-12
6)Halaqah-13
7)Halaqah-14
8)Halaqah-15

IV. Problematika & Tantangan Perjuangan :

1)Faktor sosio-internal
2)Faktor sosio-eksternal
3)Faktor psikologi social
4)Faktor prasarana pendukung
5)Harapan

Silaturahim ke Kampung Kedaung Tambun


Dokumentasi acara Majlis Ziarah Kubra Halaqah-15 Ismi Sakrullah di manzilah makam Kanjeng Syaikh Abdullah di Kampung Kedaung, Tambun Utara, Bekasi :














Malam Ahad, 24 Maret 2009 Ba'da Isya, Rombongan Majlis Ziarah Kubra Halaqah-15 Ismi Sakrullah Rawa Gedhe bersama Akhina Kiram Al Ustadz Mohammad Daroji [Caleg PDIP Tambun selatan] berfoto bersama Pimpinan Majlis Dzikir Thareqat Syaikh Abdul Qadir Al Jailani Tambun Utara, yakni Al Muqadam Kyai haji Mohammad Kasan bertempat di Pondok Dzikir Thareqat Syaikh abdul Qadir Al Jailani, Kampung Kedaung, Tambun Utara, Bekasi.

Selanjutnya, rombongan Majlis Ziarah Kubra Halaqah-15 Rawa Gedhe berkonvoy mobil dan sepeda motor menuju Manzilah Makam Kanjeng Syaikh Abdullah, atau lebih dikenal sebagai Keramat Kolot di Kampung Kedaung tersebut. Beliau Almarhum merupakan seorang Ulama yang mensyiarkan ajaran Islam ke wilayah tersebut pada sekitar Tahun 1800-an dengan mengajarkan ajaran dzikrullah Thareqat Syaikh Abdul Qadir Al Jailani.

Acara Majlis Ziarah Kubra dimulai dengan mendirikan Sholat Taubatan Nasuhah 2 rakaat, kemudian dilanjutkan pembacaan Kitabullah Al Qur'an Al Karim Surah As-Sajaddah oleh Al Ustadz Mohammad Arifin Halim, SPd Bin Datuk Haji Abdul Halim Al Lamfuni dari Halaqah-15 Perum. Griya Asri-2 Sumber Jaya, Tambun.

Diteruskan dengan pembacaan Dzikir dan Tahlil oleh Al Ustadz Mohammad Dadang Sudrajat Bin Mohammad Syarifuddin dari Halaqah-15 Kampung Siluman, Tambun. Selanjutnya pembacaan Nazhom Ismi Syahadati dan Nazhom Halal Bil Halal oleh Al Dhaif Ismu Pagu Al Daly, SS selaku Musyarif Halaqah-15 Ismu Sakrullah Rawa Gedhe Tambun Selatan. Dan di akhiri oleh Doa Penutup oleh Kanjeng Kyai Mohammad Kasan, Akhina Al Kiram Al Ustadz Mohammad Daroji [Caleg PDIP Tambun Selatan] dan para Asatidz yang hadir pada majlis Ziarah Kubra.

Setelah selesai acara, para Sohibul Halaqah berta'aruf dan menikmati jamuan bubur ayam khas Tambun made in Al Hafidz Bang Mohammad Iyo Sawor Bin Mohammad Kemblin dari Halaqah-15 Nurul Fattahillah Kampung Pulo, Sumber Jaya, Tambun.

Alhamdulillah, acara berjalan khidmat dan semoga segala kesyirikat yang pernah ada di tempat tersebut di ijinkan lenyap bersama dzikir dan sholawat oleh Gusti Allahu Azza Wa Jalla, semoga malam Ahad ini "Paku Tauhid" kembali tertancap di bumi Kedaung dan tegak mengibarkan Panji Rasulullah hingga yaumil qiyamah, Allahumma Amiinin Insya Allah Masya Allah..

@ Al Dhaif Ismu Pagu Al Dally, SS




“Majlis Silaturahim Nurul Fattahillah”
Halaqah-15 Rawa Gedhe

[22 Juni 1527 ~ 22 Juni 2008]
Kampung Pulo, Sumber Jaya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat


“MUDZAKARAH KH. ABDUL FATTAH BIN H. MOH. MAWAR”
MAJLIS SILATURAHIM WA MUDZAKARAH NURUL FATTAHILLAH

Rawa Gede, Kampung Pulo, Sumber Jaya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat

Bismillahir rahmanir rahim

Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala limpahan puja puji hanya tercurahkan kepada Hadrat Allah Azza Wa Jalla Robbul Malikul Mulk yang senantiasa memberikan limpahan nikmat Iman, Ikhsan dan Islam kepada seluruh ummat Rasulullah Sayyidina wa Maulana Musthafa Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassalam dalam risalah Islamiyah. Sholawat dan salam senantiasa terkirim kepada Junjungan kita Rasulullah Sayyidina wa Maulana Musthafa Muhammad Shalallahu ‘Alaihi wassalam, atas berkat syafa’at dan risalahnya yang telah mempersatukan kita dalam naungan Panji Tauhid “Laa Ilaha Ilallah wa Muhammadur Rasulullah..”
Dalam rangka menggalang silaturahim wal ukhuwah Islamiyah generasi muda muslimin di wilayah Kampung Pulo dan Perumahan Griya Asri-2 Rawa Gede Sumber Jaya, serta mengenang jejak sejarah perjuangan (mudzakarah) KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar sebagai salah satu tokoh pahlawan perjuangan juga figur Alim Ulama kebanggaan masyarakat Tambun Selatan, khususnya Kampung Pulo, Sumber Jaya. Maka dengan hormat kami atas nama generasi muda muslimin Kampung Pulo bermaksud memohon dukungan doa restu dari para Sesepuh Adat, para Alim Ulama serta Umara Wilayat (Tokoh Masyarakat) Kampung Pulo yang sepakat bermaksud membentuk Majlis Silaturahim Wa Mudzakarah dengan nama “Nurul Fattahillah” Kampung Pulo, yang Insya Allah dipimpin oleh Sdr. Ustadz Mohammad Saifulloh Bin Mohammad Ri’an, sebagai salah satu santri KH. Abdul Fattah Bin H. Moh. Mawar. Serta membentuk Halaqah Silaturahim wa Dzikrullah Al Qowiyatul Kubro Kampung Pulo yang Insya Allah akan dipimpin oleh Sdr. Mohammad Nope Fadhillah Bin Mohammad Sayong, serta untuk membangun persatuan generasi muda di Perumahan Griya Asri-2 Rawa Gede yang Insya Allah dipimpin oleh Sdr. Mohammad Ogy Syahrian Bin Mohammad Gathol. Serta di Kampung Buwek, Kampung Pulo Poncol dan Kampung Pulo Jengkol.
Kami bermaksud melestarikan dan melakukan upaya pemberdayaan tradisi budaya Islam guna mengajak generasi muda khususnya di Kampung Pulo dan sekitarnya, dalam berbagai kegiatan yang diwadahi oleh Majelis Silaturahim wa Mudzakarah Nurul Fattahilah, antara lain : Majlis Maulid Nabi, Majlis Yassin Tahlil, Majlis Ratib Al Attasiyah, Majlis Ratib Al Haddadiyah, Majlis Hadrah Burdah, Majlis Sholawat, Majlis Dzikirullah, serta Majlis Mudzakarah wa Ziarah KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar. Hal tersebut sebagai upaya membangun kekuatan moral serta semangat kebangkitan iman dalam kehidupan beragama. Mengingat demikian besar pengaruh negative dari perkembangan dan perubahan zaman kini, misalnya pengaruh penyalah-gunaan Narkoba dan psikotropika, kriminalitas akibat pengangguran, pergaulan bebas yang mengakibatkan degradasi moralitas generasi muda, rendahnya tingkat pendidikan, serta berbagai kelemahan sosial dalam mengatasi masalah sosial ekonomi di masyarakat.
Maka melihat visualisasi kehidupan keseharian masyarakat kita, timbullah rasa keprihatinan mendalam serta membangkitkan pula semangat kami generasi muda Kampung Pulo untuk bangkit bersama berjuang memperkuat ukhuwahiyah, silaturahmi kepada para Alim Ulama, serta para Alim Umara Wilayah pejabat pemerintahan desa, dalam wadah Majlis Silaturahmi wa Mudzakarah KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar yang telah berjuang menghidupkan kalimatul haqq “Laa illaaha ilallaah wa Muhammadur Rasulullaah” di bumi Rawa Gede ini, hingga sampai pula kekuatan ruh semangat juang, pamor cita-cita suci serta langkah perjuangan KH. Abdul Fattah kepada kami, generasi muda Kampung Pulo dan sekitarnya. Insya Allah..
Sebagaimana perjuangan Kanjeng Rasulullah Sayidina wa Maulana Musthafa Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam telah sampai ke bumi nusantara tercinta melalui risalah perjuangan syiar Islam para Masyaikh dari masa terbentuknya Kasulthanan Islam Awwaluddin Samudera Pasai di Naggaroe Aceh Darussalam dan berkembanglah risalah Islam hingga seluruh semenanjung Malaka dan pesisiran Sumatera, sekitar awal masa tahun 1300-an s/d 1400-an Masehi. Kemudian perjuangan tersebut secara estafet dilanjutkan oleh para Musyarifuddin yang tergabung dalam Panji Wali Songo hingga terbentuklah Kasulthanan Islam Demak Bintara, sekitar masa tahun 1400 s/d 1500-an Masehi. Kemudian setelah Imperialis Portugis dan Kolonialis VOC Belanda datang dan membawa kedzaliman ke wilayah Nusantara, maka timbullah perlawanan rakyat, misalnya : perjuangan Pangeran Maulana Fattahillah dengan dukungan Laskar Santri Wali Songo yang dipimpin oleh Jaka Tingkir merebut kembali Bandar Sunda Kelapa dari kekuasaan Portugis pada tanggal 1 Muharram 22 Juni 1527, dan kemudian menjadikannya Kasulthanan Islam Jayakarta atau Darul Fattahillah. Tak terhitung pengorbanan dan korban perang para pendahulu kita itu yang hanya dipersembahkan bagi kita sebagai generasi penerus bangsa Indonesia tercinta ini.
Dan dari cita-cita perjuangan para Pendahulu dalam membangun kedamaian, keadilan dan kesejahteran ummah itulah yang kami rasakan mengalir pula dalam semangat juang Mursyiddin Mulia kita, KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar di wilayah Tambun Bekasi ini. Bahwa generasi muda Kampung Pulo ingin menjaga sejarah serta meneladani perjuangan Guru kita KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar, khususnya dalam bidang ibadah keagamaan dan ikatan silaturahim. Rawa Gede pada masa perjuangan pra-kemerdekaan telah dicatat sejarah bangsa sebagai salah satu basis perjuangan rakyat melawan penjajah Belanda. Misalnya, perjuangan Laskar Sabilillah Pitung yang telah meninggalkan jejak perjuangannya pula hingga di wilayah Rawa Gede, Tambun. Pitung, seorang patriot kebanggaan masyarakat Betawi yang hingga kini namanya senantia harum mewangi.
Demikian pula, para Alim Ulama Kampung Pulo yang telah dan terus berjuang membentuk adabul hasanah dan akhlakul karimah generasi muda Kampung Pulo hingga detik ini, sehingga kian kuatlah kualitas iman dan taqwa kami kepada Allahu Azza Wa Jalla serta ghirah keagamaan. Allahumma Amiin.. Bung Karno pernah memberi nasehat kepada bangsa ini tentang “Jasmerah”, atau “Janganlah Sekali-kali Melupakan Sejarah”, karena dengan belajar sejarah maka kita akan menghargai jasa para pendahulu kita, juga menjadi semangat juang bagi kita dalam dharma bhakti mengabdikan hidup, secara kaffah lahir maupun bathin kepada Allahu Azza Wa Jalla, Agama, Orang-tua, Keluarga, Masyarakat serta Bangsa dan Negara tercinta. Insya Allah.
Semoga Kampung Pulo dapat menjadi Kampung Santri yang berakhlak Al Qur’an, Ridha Allahu wa ridha wali, bagaimanapun cita-cita mulia kami generasi muda tak akan mampu terwujud tanpa dukungan doa restu dan bimbingan dari para Alim Ulama Kampung Pulo, Tokoh Masyarakat serta seluruh masyarakat Kampung Pulo karena yang kami perjuangkan inipun demi generasi yang belum terlahir. Maka, sudah tiba waktunya para generasi muda yang tergabung dalam Majlis Silaturahmi wa Mudzakarah KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar berjuang bersama mendukung setiap cita-cita dan harapan perjuangan para Guru, para Alim Ulama wal Habaib, serta program pembinaan keagamaan Tokoh Masyarakat Desa.
Demi kemajuan syiar agama dan kesejahteraan kehidupan masyarakat Kampung Pulo melalui kegiatan bulanan Majlis Ta’lim Maulid Barzanji, Majlis Suratul Yassin wa Tahlil, Majlis Ratibul Attasiyah, Majlis Ratibul Haddadiyah, Hadrah Burdah & Marawis, Majlis Dzikir wa Sholawat Kubro, serta Majlis Ziarah wa Mudzakarah KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar yang akan kami laksanakan secara periodik berkesinambungan. Insya Allahu.. Harapan ke depan, tak lagi hanya para pengurus Musholla ataupun Masjid dan para Alim Ulama wilayah saja yang berjuang secara terpisah dalam menegakkan syiar Islam kepada masyarakat sekitarnya, namun bersatu padu dalam kekuatan silaturahmi dan ukhuwahiyah Alim Ulama wal Umara yang dipertemukan oleh persatuan rasa Mahabbah Billahi wa Rasulillahi wa risalah Islamiyah min hikmatul Qur’anil Karim, semoga Allahu Robbul Fattah meridhoi, Allahuma Amin Insya Allah.

Masa kini dan masa depan bukanlah milik kita,
Namun Titipan Amanah Allahu Azza Wa Jalla
Untuk Generasi Baru yang belum terlahir..

Semoga setiap cita-cita suci, harapan dan jejak perjuangan KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar yang telah Beliau titipkan kembali kepada Allahu Azza Wa Jalla dapat kita wujudkan bersama, melalui Majlis Silaturahmi wa Mudzakarah KH. Abdul Fattah Bin H. Mohammad Mawar yang Insya Allah akan kami selenggarakan secara periodik, serta melibatkan segenap unsur lapisan sosial masyarakat Kampung Pulo, Sumber Jaya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
Demikian harapan kami, semoga Allahu Azza Wa Jalla memberikan kekuatan dan kemudahan bagi setiap langkah perjuangan kita bersama, membangun generasi muda Kampung Pulo dan sekitarnya dengan kekuatan iman, taqwa, ghirah ibadah serta memiliki kesadaran baru untuk membangun citra kultur sosial Kampung Pulo menjadi Kampung Santri melalui pemberdayaan seni tradisi masyarakat Betawi yang berbudaya Islami.
Alhamdulillahi Robbil ‘Alamiin, Intaha wa jazakallahu khairan wallahu akbar.
Innallaha ma’anna wa ma’ar rasulullah fi sakaratul mauwti lillahi billah..

Wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kampung Pulo, 15 Agustus 2008
a.n. Halaqah-15 Rawa Gedhe

hormat kami,

Ismu,SS

Kuliah Al Habbib Muzir Bin Fuad Al Musawa



“MELACAK TANGGAL KELAHIRAN RASULULLAH SAW”



T’lah terbit purnama di atas kita
rembulan yang lain pun sembunyi karenanya
Tak pernah kujumpa walau sekali
laksana indahmu, wahai kebahagiaan
(Maulid Al-Barzanji)


Allâhumma Yâ Allahu Ya Rabbi
Bijâhi Nabiyyika'l Mustafâ wa Rasûli ka'l Murtadâ
tahhir qulûbanâ min kulli wasfin yubâ'idunâ 'an Mushâhadatika wa Mahabbatika
wa amitnâ 'alassunnati wa'l jamâ'ati wash-shawqi ilâ Liqâika.
Yâ Dhal Jalâli wa'l Ikrâm.
Wa Sallallâhu 'alâ Sayyidinâ wa Maulânâ Muhammad-in
wa 'alâ âlihi wa sahbihi wa sallama taslimâ
wa'l hamdu Lillâhi Rabbi'l 'Âlamîn.

Innallaha wa Malaaikatahoo Yusalloona 'ala'n Nabiyy
Yaa ayyuhalladheena Aamanu Salloo 'alaihi wa Saallimoo Tasleemaa
Labbaik Allahumma Rabbee wa Sa'dayk
Salawaatullahi'l Barrir-Raheem wa'l Malaaikati'l Muqarrabeen
Wa'n-Nabiyyeen wa's-Siddiqeen wa'sh-Shuhadaai wa's-Saaliheen
Wa maa Sabbaha Laka min shay-in Yaa Rabba'l 'Aalameen
'Alaa Sayyidina Muhammad ibni 'Abdillah
Khaatamin Nabiyyeen wa Sayyidi'l Mursaleen
Wa Imam-i'l Muttaqeen wa Rasuli Rabbi'l 'Aalameen
Ash-Shaahidi'l Bashir-i'd-Daa'ee Ilayka
Bi-Idhnika's-Siraaji'l Muneeri wa 'Alayhissalaam.

Semesta bersenandung gembira, menyambut kedatangan kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam tercinta, pada Senin, bulan Rabi’ul Awwal. Tanggal 12 menjelang fajar, 1436 tahun lalu, cahaya Ilahi menerangi setiap jengkal semesta raya, laksana bintang gemintang yang berkerlip indah di kepekatan malam. Laksana purnama menenggelamkan gelap dalam ranum cahaya. Laksana mentari yang mengusir malam ke peraduannya. Menyambut kelahiran bayi agung, yang akan membawa peradaban baru yang kilau-kemilau. Muhammad adalah manusia pertama yang diciptakan secara maknawi, tapi menjadi nabi terakhir yang diutus ke alam duniawi. Ucapannya adalah wahyu, langkahnya menjadi tarekat, perilakunya cermin keteladanan.

Muhammad, sang Kekasih Allah, belaian tangannya menenteramkan gundah anak-anak yatim, kemurahan hatinya menyalakan obor kehidupan janda-janda miskin, dan mengajarkan kemuliaan dalam kebersahajaan. Keagungan jiwa sang Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam diakui kawan maupun lawan. Keberaniannya menggetarkan singa padang pasir, kelembutannya laksana belaian kasih seorang ibu.

Beliau begitu dicintai penghuni langit dan bumi, hingga potongan rambut dan air ludahnya yang harum pun tak pernah sampai menyentuh bumi, karena diperebutkan sahabat-sahabatnya. Begitulah Abu Sufyan menceritakan perihal Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam menjelang Fath Makkah, pembebasan kota Makkah. Tubuhnya termasyhur memancarkan keharuman alami. Jika tangannya menyentuh kepala seorang anak, orang akan segera tahu bahwa ia baru saja disentuh Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Semesta raya memanjatkan doa, mengucap salam dan memohonkan kasih Allah baginya. Bahkan Sang Pencipta sendiri ikut mengucapkan salam kepadanya.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi (Muhammad). Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu sekalian untuk Nabi, dan berikan salam penghormatan untuknya.” (QS Al-Ahzab 56).

Kehadiran Muhammad di bumi adalah anugerah yang membuat butiran-butiran pasir dan debu gurun menjadi laksana mutiara. Jejak langkahnya menyejukkan padang tandus, menjadi laksana taman surga yang membangkitkan rindu untuk selalu mengunjungi. Pengetahuan yang diajarkannya terus-menerus mengalirkan hikmah dan kearifan, laksana zamzam, yang tak pernah kering sepanjang zaman.

Pemimpin manakah yang dalam keadaan sakit menjelang wafat berkata, “Wahai manusia! Barang siapa punggungnya pernah kucambuk, ini punggungku, balaslah! Barang siapa kehormatannya pernah kucela, inilah kehormatanku, balaslah! Dan barang siapa hartanya pernah kuambil, inilah hartaku, ambillah! Jangan takut akan permusuhan (akibat penuntutan balas ini), karena hal itu bukan watakku.”

Hari itu, 63 tahun setelah kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, semua sahabat tertunduk haru mendengar pemimpin besar yang mereka cintai membuka diri untuk menerima tuntutan balas dari pengikutnya. Sebuah sikap yang menunjukkan pencapaian spiritual dan emosional tertinggi seorang manusia.

Kini, setelah setelah 14 abad beliau lahir, beliau tetap dikenang sebagai nabi yang agung, pemimpin yang adil, panglima yang gagah berani, penguasa yang penuh kasih, pedagang yang jujur, suami yang santun, dan ayah yang bijak. Beliau memang manusia, tapi bukan seperti manusia yang lain. Beliau laksana mutiara di antara bebatuan semesta.

Rabi’ul Awwal, yang artinya musim bunga yang pertama, dikenal sebagai bulan Nabi. Karena pada bulan inilah beliau lahir, tepatnya hari Senin. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW saat ditanya oleh seorang sahabat mengenai kebiasaan beliau berpuasa di hari Seni, “Hari itu adalah hari kelahiranku, hari aku diangkat sebagai rasul atau pertama kali aku menerima wahyu." (HR Muslim).

a. Tanggal Kelahiran

Namun kemudian muncul pertanyaan, tanggal berapakah beliau lahir. Jumhur ulama dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah mengatakan, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam lahir pada tanggal 12, tapi banyak pula yang berpendapat bahwa Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam lahir pada tanggal 9, bahkan tanggal 17, seperti pendapat kalangan Syi’ah Imamiyyah. Baru-baru ini beredar sebuah buku berjudul Ya Allah... Benarkah Sejarah Ini?, yang ditulis oleh Drs. Aep Syaifullah, berdasarkan pendapat para ulama hadits, diterbitkan oleh Penerbit Shuhuf.

Salah satu babnya membahas ihwal lahir dan wafatnya Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Di situ dikatakan, pendapat bahwa Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal perlu dikaji ulang, karena bertolak belakang dengan fakta sejarah, hadits, dan ilmu pengetahuan. Pendapat yang menyatakan bahwa Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam lahir pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal itu, walau sangat terkenal, disandarkan pada riwayat yang lemah, yaitu Ibnu Ishaq.

Menurut ulama-ulama ahli hadits, Ibnu Ishaq dianggap seorang yang lemah dalam riwayat-riwayatnya. Sementara pendapat yang shahih dan kuat mengenai tanggal kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam ialah, beliau lahir pada Senin, 9 Rabi’ul Awwal, tahun Gajah. Di antara ulama yang berpendapat seperti ini adalah Ibnu Katsir, Ibnu Qayyim, dan Ibnu Taimiyah.

Pendapat ini jgua didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh seorang ahli falak atau astronomi Mesir yang terkenal, yaitu Mahmud Pasya, yang mencoba menentukan tanggal gerhana matahari dan gerhana bulan yang terjadi pada zaman Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam sampai zamannya. Berdasarkan kajiannya, hari Senin tidak mungkin bertepatan dengan tanggal 12 Rabi’ul Awwal. Ia mengemukakan beberapa alasan untuk mendukung hasil kajiannya.

Sebagian alasan yang dikemukakan oleh Mahmud Pasya adalah, pertama, dalam Shahih Bukhari disebutkan, ketika putra Rasulullah SAW, Ibrahim, wafat, telah terjadi gerhana matahari pada tahun ke-10 setelah hijrah. Dan Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam ketika itu berusia 63 tahun. Kedua, berdasarkan kaidah perkiraan falak, diketahui bahwa gerhana matahari yang terjadi pada tahun ke-10 setelah hijrah itu bertepatan dengan tanggal 7 Januari 632 Masehi, pukul 8.30 pagi. Ketiga, berdasarkan pada perkiraan ini, seandainya diundurkan 63 tahun ke belakang, mengikut tahun qamariyah, kelahiran Nabi SAW jatuh pada tahun 571 Masehi.

Berdasarkan perkiraan yang telah dibuatnya, tanggal 1 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan tanggal 12 April 571 Masehi. Keempat, meskipun terjadi perselisihan pendapat mengenai tanggal kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, semua pihak sepakat mengatakan bahwa hari kelahiran Nabi SAW adalah hari Senin, bulan Rabi’ul Awwal. Dan ternyata, hari Senin itu jatuh pada tanggal 9 Rabi’ul Awwal, bertepatan dengan tangal 20 April 571 Masehi. Bukan 12 Rabi’ul Awwal.

b. Bulan dan Tahun

Selain perbedaan mengenai tanggal kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, ada pula perbedaan mengenai bulan dan tahunnya. Bahkan juga peristiwa-peristiwa penting lainnya. Mengenai bulan kelahiran, ada yang mengatakan Muharam, Shafar, Rajab. Tapi ada pula yang mengatakan bulan Ramadhan. Sementara tahunnya, ada yang mengatakan tahun Gajah, 15 tahun sebelum tahun Gajah, 30 tahun setelah tahun Gajah, atau 70 tahun setelah tahun Gajah.

Namun kebanyakan pendapat menyatakan, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam lahir pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal tahun Gajah. Tahun Gajah adalah saat Raja Abrahah, penguasa negeri Habasyah (Etiopia sekarang), dan pasukan bergajahnya, berniat menghancurkan Ka’bah, tetapi gagal. Itu terjadi 53 tahun sebelum hijrah (secara matematis-astronomis dapat dinyatakan sebagai tahun 53 H).

Sehingga saat kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam tersebut bertepatan dengan hari Senin 5 Mei 570 M. Lalu, kapankah tepatnya pengangkatan beliau menjadi rasul? Tahun kejadiannya umumnya disepakati pada saat Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam berumur 41 tahun, atau tahun Gajah ke-41 (tahun 13 H). Hanya tentang tanggal dan bulannya tidak ada kesepakatan. Menurut Jabir dan Ibnu Abbas seperti tersebut di atas, itu terjadi pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal. Bertepatan dengan Senin 24 Februari 609 M. Isyarat lainnya ada pada QS 2: 185 bahwa Al-Quran diturunkan pada bulan Ramadhan.

Bila harinya mengacu pada hadits yang diriwayatkan Imam Muslim serta pendapat Jabir dan Ibnu Abbas, 17 Ramadhan 13 H tersebut bertepatan dengan hari Senin 25 Agustus 609 M. Hasbi Ash Shiddieqy dalam pengantar Tafsir Al Bayaan menyatakan ayat nubuwah (pengangkatan sebagai nabi) pertama kali turun pada bulan Rabi'ul Awwal dengan lima ayat pertama surah Al-Alaq. Kemudian ayat risalah (pengangkatan sebagai rasul) turun pada 17 Ramadhan dengan beberapa ayat awal surah Al-Muddatstsir.

c. Peristiwa-peristiwa Lain

Peristiwa Isra Mi’raj, saat mulai diwajibkannya shalat lima waktu, pun tidak ada kesepakatan kapan terjadinya. Sebagian besar mengikuti pendapat Ibnu Katsir dari riwayat yang tidak shahih isnadnya, yakni bahwa Isra Mi'raj terjadi pada 27 Rajab 1 H (satu tahun sebelum Hijrah). Itu berarti terjadi pada hari Rabu 15 Oktober 620. Tetapi bila mengikuti pendapat Jabir dan Ibnu Abbas bahwa Isra Mi'raj terjadi pada hari Senin 12 Rabi’ul Awwal, berarti terjadi pada 12 Rabi’ul Awwal 3 H (tiga tahun sebelum Hijrah), yang bertepatan dengan Senin 6 November 618.

Peristiwa Hijrah Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam terjadi pada bulan Rabi'ul Awwal tahun 13 Bi’tsah (13 tahun setelah pengangkatan sebagai rasul). Berangkat pada 2 Rabi’ul Awwal dan tiba pada 12 Rabi'ul Awwal. Saat tiba di Madinah 12 Rabi’ul Awwal bertepatan dengan hari Senin, 5 Oktober 621. Ini sesuai dengan pendapat Jabir dan Ibnu Abbas bahwa harinya Senin. Beberapa penulis riwayat Rasulullah SAW merancukan saat hijrah tersebut dengan tahun baru Hijriyyah pertama.

Haekal dan Al-Hamid Al-Husaini menyebutkan, peristiwa Hijrah terjadi pada bulan Juli. Haekal menyatakan, Rasulullah tiba di Madinah hari Jum’at. Sesungguhnya bulan Juli adalah tahun baru 1 Muharram 1 H yang jatuh pada hari Jum’at, 16 Juli 622. Puasa Ramadhan mulai diwajibkan pada hari Senin 2 Sya’ban 2 H atau 30 Januari 624 M. Itu berarti, puasa Ramadhan pertama terjadi pada bulan Februari-Maret, dengan suhu yang relatif sejuk dan panjang hari termasuk normal (panjang siang hari sekitar 12 jam).

c. Tanggal Wafat

Hari-hari terakhir kehidupan Rasulullah ditandai dengan turunnya QS 5: 3, yang menyatakan bahwa Allah telah menyempurnakan agama Islam dan meridhainya. Ayat itu turun saat wukuf di Arafah 9 Dzulhijjah 10 H, yang bertepatan dengan Jumat 6 Maret 632. Mungkin ini berkaitan dengan sebutan haji akbar bila wukufnya jatuh pada hari Jum’at. Tiga bulan setelah turunnya ayat tersebut Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam wafat pada 12 Rabi’ul Awwal 11 H. Analisis astronomis menyatakan, 12 Rabi'ul Awwal mestinya jatuh pada hari Sabtu 6 Juni 632.

Namun banyak yang berpendapat bahwa Rasulullah wafat pada hari Senin, itu berarti tanggal 8 Juni 632. Perbedaan dua hari tidak dapat dijelaskan akibat terjadinya istikmal (penggenapan menjadi 30 hari) bulan Shafar. Membicarakan kapan tepatnya hari kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, juga peristiwa-peritiwa penting dalam sejarah kehidupan beliau, bukanlah hal mudah. Karena ketika itu orang-orang Arab belum mempunyai tradisi mencatat.

Perhatian mengenai pentingnya mencatat baru muncul pada pemerintahan Khalifah Sayyidina Umar bin Khaththab, tepatnya pada tahun 638 Masehi. Ketika itu Umar ingin menjadikan penanggalan Hijriyyah sebagai sistem penanggalan resmi pemerintahan Islam. Tapi muncul masalah, ketika para sahabat ingin menjadikan hari kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam sebagai patokan awal sistem penanggalan Hijriyyah. Tidak ada satu pun di antara mereka yang ingat kapan persis Baginda Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dilahirkan. Yang mereka ingat, ketika beliau lahir, ada beberapa peristiwa yang mengiringinya, di antaranya penyerangan pasukan Gajah dari negeri Habasyiah terhadap Ka’bah, yang kemudian diabadikan sejarah Islam sebagai tahun Gajah.

Namun begitu, seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang astronomi, serta patokan-patokan yang terdapat dalam hadits Rasulullah SAW, di antaranya hadits tentang puasa hari Senin, yang senantaisa beliau lakukan secara rutin, para ulama berhasil menentukan kapan Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam lahir, wafat, dan sebagainya.

Khusus mengenai kelahiran Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, Mursyid Mulia Halaqah-15, yakni Al Allamah Al Habib Mundzir Bin Fuad Al Musawa secara jelas terperinci diterangkan oleh Al Mursyid di Majelis Rasulullah SAW, dapat dilihat pada website www.majelisrasulullah.org, Al Mursyid lebih jauh menjelaskan bahwa perbedaan pendapat tentang kelahiran Nabi SAW sudah berlalu belasan abad yang silam, dan itu sudah dibahas oleh ribuan muahdditsin.

Menurut jumhur ulama dan muhadditsin adalah 12 Rabi'ul Awwal. Walaupun ada pendapat sebagian kecil yang mengatakan 10 Muharram, dan ada pendapat lain lagi yang mengatakan di bulan lain. Namun semua pendapat itu dhaif. Yang mu'tamad, atau yang dijadikan sandaran oleh sebagian besar ulama, adalah 12 Rabi’ul Awwal.Para ulama tersebut bukan sembarang ulama. Mereka mempunyai kedalaman ilmu dan keluasan wawasan yang sudah teruji. Bahkan banyak di antara mereka yang bergelar “Al-Hafidh”, penghafal jutaan hadits.


di risalahkan kembali di Halaqah-15 As-Sakrullah Tambun Selatan
oleh Musyarif Halaqah-15 Majlis Rasulullah SAW

Kuliah Al Habbib Muzir Bin Fuad Al Musawa



“KEAGUNGAN AKHLAK RASULULLAH SAW”

Allahumma lawlaa Anta mahtadaynaa
Wa laa tasaddaqnaa walaa sallaynaa
Fa anzilan sakeenatan 'alaynaa
Wa thabbitil aqdaama in laaqaynaa
Innal a'daa'a qad baghaw 'alaynaa
Idhaa araadu fitnatan abaynaa
Nahnu'lladheena baaya'u Muhammad-aa
'Ala'l Jihadi maa baqeena abadaa

Allahumma innahu laa khayra illa khayru'l Aakhirah
Wa Baarik fi'l Ansari wa'l Muhajirah

Saudaraku, islam sampai kepada kita saat ini tidak lain berkat jasa Baginda Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam sebagai sosok penyampai risalah Allah Subhana Wa Ta'ala yang benar dan di ridhoi.

Dan nanti di padang mahsyar, tiap umat islam pasti akan meminta syafa’at dari beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dan menginginkan berada di barisan beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Namun, pengakuan tidaklah cukup sekedar pengakuan.

Pasti yang mengaku umat beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam akan berusaha mengikuti jejak beliau dengan jalan mengikuti sunnah-sunnah beliau dan senantiasa membasahi bibir ini dengan mendo’akan beliau dengan cara memperbanyak bersholawat kepada beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.

Sejarah tak akan mampu mengingkari betapa indahnya akhlak dan budi pekerti Rasulullah tercinta, Sayyidina Muhammad Sholallohu ‘alaihi wa sallam hingga salah seorang istri beliau, Sayyidatina A’isyah Rodhiyallahu anha mengatakan bahwa akhlak Rasulullah adalah “Al-Qur’an”.

Tidak satu perkataan Rasulullah merupakan implementasi dari hawa nafsu beliau, melainkan adalah berasal dari wahyu ilahi. Begitu halus dan lembutnya perilaku keseharian beliau. Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam adalah sosok yang mandiri dengan sifat tawadhu’ yang tiada tandingnya. Beliau pernah menjahit sendiri pakaiannya yang koyak tanpa harus menyuruh istrinya. Dalam berkeluarga, beliau adalah sosok yang ringan tangan dan tidak segan-segan untuk membantu pekerjaan istrinya di dapur.

Selain itu dikisahkan bahwa beliau tiada merasa canggung makan disamping seorang tua yang penuh kudis, kotor lagi miskin. Beliau adalah sosok yang paling sabar dimana ketika itu pernah kain beliau ditarik oleh seorang badui hingga membekas merah dilehernya, namun beliau hanya diam dan tidak marah.

Dalam satu riwayat dikisahkan bahwa ketika beliau mengimami sholat berjamaah, para sahabat mendapati seolah-olah setiap beliau berpindah rukun terasa susah sekali dan terdengar bunyi yang aneh. Seusai sholat, salah seorang sahabat, Sayyidina Umar bin Khatthab bertanya, “Ya Rasulullah, kami melihat seolah-olah baginda menanggung penderitaan yang amat berat. Sedang sakitkah engkau ya Rasulullah?

“Tidak ya Umar. Alhamdulillah aku sehat dan segar.” Jawab Rasulullah.

“Ya Rasulullah, mengapa setiap kali Baginda menggerakkan tubuh, kami mendengar seolah-olah sendi-sendi tubuh baginda saling bergesekkan? Kami yakin baginda sedang sakit”.

Desak Sayyidina Umar penuh cemas.

Akhirnya, Rasulullahpun mengangkat jubahnya. Para sahabatpun terkejut ketika mendapati perut Rasulullah SAW yang kempis tengah di lilit oleh sehelai kain yang berisi batu kerikil sebagai penahan rasa lapar. Ternyata, batu-batu kerikil itulah yang menimbulkan bunyi aneh setiap kali tubuh Rasulullah SAW bergerak.

Para sahabatpun berkata, “Ya Rasulullah, adakah bila baginda menyatakan lapar dan tidak punya makanan, kami tidak akan mendapatkannya untuk tuan?”.

Baginda Rasulullah pun menjawab dengan lembut, “Tidak para sahabatku. Aku tahu, apapun akan kalian korbankan demi Rasulmu. Tetapi, apa jawabanku nanti dihadapan Allah, apabila aku sebagai pemimpin, menjadi beban bagi umatnya? Biarlah rasa lapar ini sebagai hadiah dari Allah buatku, agar kelak umatku tak ada yang kelaparan di dunia ini, lebih-lebih di akhirat nanti".

Teramat agung pribadi Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam sehingga para sahabat yang ditanya oleh seorang badui tentang akhlak beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam hanya mampu menangis karena tak sanggup untuk menggambarkan betapa mulia akhlak beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam. Beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam diutus tidak lain untuk menyempurnakan akhlak manusia dan sebagai suri tauladan yang baik sepanjang zaman.

Saudaraku, sungguh kehadiran Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam adalah untuk menyempurnakan akhlak manusia lewat segala hal yang beliau contohkan kepada umat manusia. Beliau tidak pernah pandang bulu dalam hal menghargai manusia, penuh kasih sayang, tidak pernah mendendam, malahan beliau pernah menangis ketika mengetahui bahwa balasan kekafiran adalah neraka yang menyala-nyala hingga menginginkan umat manusia untuk meng-esakan Allah Subhana Wa Ta'ala.

Cukup kiranya beliau yang jadi suri tauladan kita, umat islam khususnya yang hari ini sebagian sudah sangat jauh dari akhlak Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, baik dalam tindakan maupun perkataan yang menyejukkan. apa yang dikatakan oleh seorang sastrawan Pakistan, Muhammad Iqbal dalam salah satu karyanya dapat kita jadikan renungan bersama dimana beliau berkata: “Barangsiapa yang mengaku umat Nabi Muhammad, hendaklah berakhlak seperti beliau (Nabi Muhammad)”.

Dalam salah satu hadits dikatakan bahwa “Belum beriman seseorang sehingga aku (Rasulullah Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam) lebih dicintainya daripada ayahnya, anak-anaknya dan seluruh manusia”(HR. Bukhari).

Kita tidak tahu apakah nanti akan di akui Rasulullah, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam sebagai umatnya atau tidak kelak di yaumil kiamah. Namun satu yang pasti bahwa semua ingin berada di barisan beliau. maka, marilah kita sama-sama berusaha untuk mengikuti akhlak beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam semampu diri kita, sebagai suri tauladan kita yang utama, memperbanyak ucapan sholawat untuknya, membela sunnahnya, bukan malah membelakanginya (mari berlindung dari hal demikian), sebagai bagian dari rasa cinta kita terhadapnya.

Saudaraku, mari kita sampaikan salam dan sholawat kepada beliau, Nabiyuna Sayidina Maulana Musthafa Muhammad Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam, yang dengannya kita akan beroleh cinta dan Syafa’atnya kelak di yaumil mahsyar. insya Allah…Amiin.

Allahumma sholli ‘alaa sayyidina Muhammad, wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’iin…