PEMAHAMAN WUJUD MUDZAKARAH ULAMA SERUMPUN MELAYU
A. Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu Upaya Menjemput Janji Kemenangan Islam dari Allah SWT
“..Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah Al Ulama” (QS Fathir, 35 : 28).
“Wahai orang-orang yang beriman, kamu adalah anshorullah (pembantu program Allah), sebagaimana telah berkata Isa ibnu Maryam kepada Hawariyun (sahabat-sahabat Nabi Isa as) : siapakah di antara kamu yang mau menjadi anshorullah? Maka berkata hawariyun, “Kami (bersedia) menjadi anshorullah..” (QS As Shaff, 61 : 14).
B. Seruan dan Ajakan kepada Ulama dan Segenap Umat Islam Dunia.
1. Apa pengertian dari Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu?
a. Mudzakarah akar katanya TADZKIROH (QS Al Haqqoh, 69 : 48) yang artinya saling mengingatkan dalam kebenaran. Sedangkan Al Qur-an sendiri menyatakan “al haqqu min Robbikum” (Kebenar-an itu hanyalah yang berasal dari Rabb kamu). Maka pokok bahasan dalam mudzakarah ini adalah kebenaran mutlak yang berasal dari Allah SWT, yaitu Al Qur-an.
b. Ulama, berdasarkan QS Fathir, 35 : 28, dinyatakan : “Sesungguhnya yang paling takut kepada Allah d iantara hamba-hamba-Nya hanyalah al Ulama”. Dan menurut hadits Rasulullah Muhammad saw : “Ulama adalah pemegang amanah para Rasul”.
c. Rumpun Melayu, jika disimak dalam QS Al Hujurat, 49 : 13, dinyatakan di sana : “Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan berkabilah-kabilah untuk saling kenal-mengenal/ bekerja-sama. Sesungguhnya yang paling mulia d iantara kamu di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.”
Maka Rumpun Melayu adalah salah satu bagian rumpun bangsa dunia yang besar di antara rumpun bangsa-bangsa lainnya seperti, Arab, Eropa, Afrika, dst.
2. Mengapa dilaksanakan Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu?
Kandungan Al Qur-an antara lain adalah ayat-ayat mengenai Ubudiyah (tata cara beribadah), Insaniyah (perilaku manusia), Kauniyah (Iptek), dan Tarikhiyah (sejarah).
Alasan pertama, Allah memerintahkan kita untuk mempelajari sejarah perjalanan umat manusia sejak pertama diciptakan sampai akhir zaman untuk dijadikan landasan pokok dan pengajaran dalam menepati cara mengabdi secara benar kepada-Nya. Sedangkan tujuan kita diciptakan tidak lain untuk mengabdi kepada-Nya dengan segala liputannya (QS Adz Dzariyat, 51 : 56).
Alasan kedua, yaitu dalam QS Fushilat, 41 : 11-13, dinyatakan bahwa bumi dan langit semesta telah bersumpah setia kepada Allah untuk hanya rela diatur di bawah aturan-Nya. Jika manusia yang jasadnya merupakan bagian dari keduanya tidak mau tunduk dibawah aturan Allah, maka Bumi dan Langit diberi-Nya kewenangan untuk mengingatkan dengan berbagai kejadian alam seperti banjir, letusan gunung, gempa, angin, hujan, petir, dsb.
Alasan ketiga, manusia diciptakan Allah secara fitrah untuk memeluk Islam, jika tidak mau menerima aturan Islam secara keseluruhan, maka akan terjadi kegoncangan dalam kejiwaan/psikologis dan dalam kehidupan bermasyarakat (QS Ar Rum, 30 : 30).
Alasan keempat, ruh manusia sebelum ditiupkan Allah ke dalam kandungan sang ibu, telah mengaku/ bersumpah setia kepada Rabb (Allah) untuk diatur menurut aturan-Nya (QS Al A’raf, 7 : 172).
Alasan kelima, bahwa bumi dan langit siap memberikan keberkahan/kesejahteraan setiap negeri-negeri jika penduduknya beriman dan bertakwa, sebaliknya jika mereka berdusta maka terjadi bencana karena perbuatan mereka sendiri (QS Al A’raf, 7 : 96).
Alasan keenam, Allah telah menjadikan/ menugaskan umat Muslim untuk menjadi Khalifah fil Ard (Pemimpin/Pengganti/Pewaris di muka bumi) melalui beberapa tahapan ujian dan criteria yang dinyatakan-Nya dalam beberapa ayat : QS Al Baqarah, 2 : 30 ; QS Al Anbiya, 21 : 105 ; QS Al Ahzab, 33 : 27 ; dan QS Al Hasyr, 59 : 2. Sedangkan jika yang memimpin dan mengatur manusia dunia ini bukan dari kalangan hamba-hamba Allah yang beriman, tetapi diserahkan kepada orang-orang kafir yang memang bukan ahlinya, maka akan selalu terjadi kekacauan masyarakat, kerusakan, penjajahan, peperangan, dan bentrokan dengan kehendak alam (QS An Naml, 27 : 48 ; QS Al Baqarah, 2 : 204-205).
Alasan Ketujuh, Allah telah mencatatkan sejarah bahwa seluruh bangsa yang berjaya terdahulu selalu dipimpin oleh para Nabi dan Rasul-rasul-Nya. Sekarang Nabi dan Rasul-Nya sudah tidak diutus-Nya lagi, maka Dia mengamanatkan untuk memimpin, bertadzkiroh, bertausiyah hanya kepada para Ulama (QS Fathir, 35 : 28 dan Al Hadits).
Alasan Kedelapan, lafadz “jaala” (dijadikan) dalam kalimat “inni jaailun fil ardi khaliifah” (QS Al Baqarah, 2 : 30) dalam kaidah ilmu tafsir memerlukan proses/tahapan. Maka hamba Allah yang akan dijadikan-Nya khalifah akan diuji dengan bermacam cobaan kesulitan hidup yang tujuannya untuk membangun ketegaran dan kesabaran jiwa dalam melaksanakan tugas-tugas besar nantinya.
Alasan Kesembilan, hanya ada dua sejarah bangsa-bangsa di dunia yang mengalami ujian terberat dan terlama dalam penjajahan dan penindasan oleh orang-orang kafir. Pertama, bangsa Israil pada zaman Rasulallah Musa as, yang dijajah Bangsa Qibti/Mesir dibawah pimpinan para Fir’aun. Dan yang kedua, Bangsa kuffar pada abad ke 16–20 dengan restu Consili Paus mengadakan Perang Salib untuk menjajah bangsa Bangsa Melayu selama sekitar 400 tahun.
Setelah upaya penjajahan dan peperangan sekian lama, maka Allah berkehendak menjadikan orang-orang beriman, beramal sholeh serta berjihad dan shabar diantara mereka menjadi pemimpin dan pewaris bumi (QS Al Qoshosh, 28 : 4-5 ; QS An Nur, 24 : 55).
Sejarah mencatat banyak nabi, rasul, serta raja-raja yang diangkat Allah dari Bani Israil sampai datangnya Rasulallah Isa as, sebagai pembatas akhir (QS Az Zukhruf, 43 : 61).
Maka kemudian Allah mengganti perutusan dari Bani Israil dengan datangnya Rasul terakhir Muhammad saw dari Bani Ismail. Maka kepemimpinan umat manusia di akhir zaman tentunya ditetapkan Allah dari umat Muhammad saw yang menepati kaidah sebagai pengikutnya (muttabi’ur rasul) secara benar.
Alasan Kesepuluh, berdasarkan hasil penelusuran sejarah oleh “Tim Ekspedisi Pelacakan Sejarah” Panitia Pelaksana Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu, maka diperoleh data-data sebagai berikut :
Pada sekitar tahun 1650-1652 M telah terjadi Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu di daerah Pardipe, Sumatera Selatan yang dihadiri utusan-utusan Ulama Serumpun Melayu. Tema yang dibahas adalah bagaimana mendakwahkan Syariat Islam kepada masyarakat yang umumnya masih awwam dan memegang tradisi leluhur. Di samping itu mempersiapkan kader-kader ulama yang mampu memimpin umat ke arah yang benar dan mampu mengantisipasi ekspansi kolonialis Eropa di tanah melayu.
Ulama-ulama yang hadir antara lain, 40 orang yang berlayar dari Johor, utusan Sultan Agung Mataram (Raden Seto dan Raden Khatib), Utusan Kesultanan Pagaruyung (Tuanku Ahmad Pendekar atau Puyang Pagaruyung), dan Syekh Nurqodim al Baharudin atau Puyang Awak sebagai pelopor pertemuan ini. Diantara rumusan yang dihasilkan yaitu semboyan “semende panjang basemah libagh” dan “tujuh ganti sembilan gilir”, yang memiliki makna “satu ikatan keluarga mukmin yang menyebar dengan mendakwahkan Dinul Islam” dan “Tujuh Generasi, Sembilan Pergiliran Kesultanan”. Terbukti bahwa setelah tujuh generasi atau 350 tahun kemudian (satu generasi 50 tahun) dan sembilan pergiliran Kesultanan Mataram, maka berkat rahmat dari Allah, bangsa penjajah Eropa dapat diusir dari bumi Melayu.
Maka Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu sekarang ini adalah semata-mata melaksanakan perintah Allah SWT, serta sebagai upaya napak tilas sejarah tempo dulu guna melanjutkan tongkat estafet jihad para ulama pendahulu kita (QS Ali Imran, 3 : 169).
3. Siapa sajakah peserta Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu?
Ada dua golongan yang berperan dalam jalannya Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu, yaitu Ulama dan Anshorullah. Ulama tugasnya sebagai pemimpin, memprogram, dan mengarahkan jalannya Mudzakarah. Sedangkan Anshorullah adalah umat Muslim pada umumnya yang siap mendukung program yang telah dirancang dengan pengorbanan harta dan potensi/ kemampuan pribadi masing-masing secara optimal (QS Ash Shaf, 61 : 14).
Mengingat petunjuk dalam QS Al Anfal, 8 : 73-74, bahwa kuffar saling bantu-membantu sesama mereka untuk mengadakan kerusakan di muka bumi, maka umat mukmin diperintahkan Allah untuk saling bantu-membantu dalam menolong Dinullah dengan kualitas yang lebih baik dari mereka (QS At Taubah, 9 : 71).
Mengingat bahwa persatuan kuffar hanya disebabkan kesamaan kepentingan nafsu dan materi, tapi hati mereka bercerai-berai dan bermusuhan/aliansi (QS Al Hasyr, 59 : 14).
Sedangkan persatuan mukmin adalah hati mereka/tansiq (QS Az Zumar, 49 : 10).
4. Dimana dan kapan pelaksanaan Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu?
Rencana pelaksanaan Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu Insya Allah bertempat di Pardipe Kota Pagaralam, Sumatera Selatan pada tahun 2010 M.
5. Bagaimana tahapan program kerjanya?
Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu adalah sebuah wujud jihad (kerja sungguh-sunguh) dari umat Muslim yang telah melalui beberapa tahapan kerja dan insyaAllah dilanjutkan dengan beberapa program peningkatan. Diawali dengan proses taddabur/telaah Al Qur-an secara rutin sejak tahun 1993 di Yayasan AKUIS Pusat, maka didapatkan pemahaman bahwa tiap pribadi muslim dituntut Allah untuk mengangkat Dinul Islam ini ke permukaan pandangan umat manusia sedunia.
Maka jama-ah pengkajian Islam di Yayasan AKUIS bersama komponen umat Islam di Sumatera Selatan menggagas pertemuan Umat Islam yang bertajuk “Kongres Umat Islam Sumatera Selatan” pada 28-30 Syawal 1422 H/12-14 Januari 2002 M. Acara yang bertempat di Asrama Haji Km-9 Palembang yang lebih dari 300 orang utusan dari berbagai komponen Ormas Islam, Muballigh, dan Ulama menghasilkan beberapa rumusan kerja dan keputusan. Antara lain meng-amanahkan kepada panitia untuk mengundang para ulama se-Sumatera untuk bermudzakarah.
Maka pada 4-6 Shafar 1427 H / 4-6 Maret 2006 dilaksanakanlah “Mudzakarah Ulama se-Sumatera” di Asrama Haji Palembang. Tahapan selanjutnya maka insya Allah akan dilaksanakan “Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu” tahun 2010, lalu “Mudzakarah Ulama Sedunia”.
Setelah tahap ini maka ulama akan merumuskan beberapa tahapan selanjutnya guna menyongsong janji kejayaan Islam di Akhir Zaman hingga datangnya Qiyamat yang tak akan surut lagi, seperti yang dijanjikan Allah dalam QS At Taubah, 9 : 33 dan dijelaskan Muhammad Rasulullah dalam beberapa hadits shahihnya riwayat Muslim, dari jalan Tsauban dan Syaddad bin ‘Aus.
Demikianlah kutipan ringkas Profil Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu. Maka marilah kita umat Muslim secara bersama memenuhi ajakan Allah untuk benar-benar membuktikan pengabdian kita kepada-Nya secara tulus menurut aturan dan hati yang ikhlas (QS Al Anfal, 8 : 24). Dengan melibatkan diri secara aktif dalam program Mudzakarah Ulama Serumpun Melayu. Untuk informasi lebih lengkap mengenai pemahaman program ini dan cara berpartisipasi di dalamnya silakan menghubungi alamat di bawah ini :
Sumatera Selatan, Syawal 1428 H, November 2009 M
Komplek Yayasan Amanat Kesejahteraan Umat Islam (AKUIS) Pusat
Jalan Raya Palembang–Pangkalan Balai KM 14 Kelurahan Sukajadi, Kecamatan Talang Kelapa
Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia.
Telpon 0711-432111
Link : http://www.al-ulama.net/
Infaq : Panpel Mudzakarah
Bank Syariah Mandiri CAPEM 16 Ilir Palembang
Rek.No. 0980010078
e-mail:abuabdkarim@gmail.com, Indonesia
MUDZAKARAH 'ULAMA...
adalah sebuah upaya bersama yang dimotivasi Alqur-an dan Hadits Shohih... bagi menyuarakan AL HAQ di bumi Allah ini. Menyongsong janji pasti dari Allah akan tegaknya Daulah Islam Dunia yang tidak akan pernah runtuh lagi hingga datangnya Assa'ah-Qiyamat. Didahului dengan bersatunya Ulama Sedunia dan disokong para Anshorullah di setiap rumpun bangsa..lalu Ditandai dengan runtuhnya PBB dan tunduknya kesukupan dunia kepada hamba-hamba pilihan Allahu Subhana Wa Ta'ala.
Kepada ummat Nabi Muhammad Rasulullah Sedunia, kami seru.. mari kita jauhi perdebatan yang melelahkan dan membuat kita gentar menghadapi kuffar.
Jauh lebih baik kita berseru..."NAHNU ASHORULLAH!!!
Seraya berdo'a :
"Rabbana a-manna bi ma andzalta wattabana'rosu-la faqtubna-ma assya-hidina..!(Qs.3:53)
Kiranya saudara-saudara kami ummat muslim bersimpati kami mengajak bergabunglah bersama kami dengan segenap kemampuan yang diberikan Allah. Baik berupa ilmu ataupun maal (harta).
Untuk itu segera hubungi kami pada alamat diatas dan salurkan infaq saudara ke rekening Panitia. Bank Niaga Cabang Palembang : Rek.No: 139-01-02744-11-0
“Wahai bani Adam berinfaqlah, niscaya Allah akan berinfaq kepadamu” (Hadits Qudsi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar